Pengelolaan KBM di kelas dan di luar kelas meliputi pengelolaan tempat belajar/ruang kelas, pengelolaan bahan pelajaran, pengelolaan waktu, pengelolaan siswa, dan pengelolaan sumber belajar.1. Pengelolaan Ruang Kelas, tempat belajar seperti ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam Pendekatan Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan diharapkan memotifasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Benda yang dipajangkan bisa merupakan hasil kerja perorangan, berpasangan atau kelompok, yaitu dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik dapat membantu guru dalam KBM, karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah. Pengelolaan tempat belajar meliputi pengelolaan beberapa benda/objek yang ada dalam ruang belajar seperti meja, kursi, pajangan sebagai hasil kerja siswa, perabot sekolah, atau sumber belajr yang ada di kelas. Pengelolaan meja-kursi dapat disusun secara kelompok, bentuk U, atau bentuk sejajar atau berbaris. Susunan ini bergantung pada strategi yang akan digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Namun, jika menginginkan intensitas interaksi antarsiswa yang tinggi, disarankan untuk tidak menggunakan bentuk berjajar atau berbaris. Ruang belajar hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria sebagai berikut : menarik bagi siswa, memudahkan mobilitas guru atau siswa, memudahkan interaksi guru-siswa, atau siswa-siswa, memudahkan akses ke sumber belajar, memudahkan kegiatan bervariasi.Pemajangan hasil karya siswa yang ditata dengan rapi dapat membuat ruang belajar/kelas menjadi menarik. (2). Mengelola Materi Ajar, dalam mengelola bahan pelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance) sebagai hasil belajar. Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan seperangkat pertanyan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan ilmiah. Para ahli menyebutkan jenis pertanyan ini sebagai pertanyaan produktif. Oleh karena itu, dalam pengelolaan bahan pelajaran guru perlu memiliki kemampuan merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga memungkinkan semua siswa terlibat, baik secara mental maupun secara fisik. Dengan demikian, sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai guru dalam pengelolaan bahan pelajaran, yaitu penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna, dan penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa mampu melakukan unjuk perbuatan. Jika salah satu tujuan mengajar adalah mengembangkan potensi siswa untuk berpikir maka tujuan bertanya hendaknya lebih pada merangsang siswa berpikir. Merangsang berpikir dalam arti merangsang siswa menggunakan gagasan sendiri dalam menjawabnya, bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan guru. Kategori pertanyaan yang termasuk jenis pertanyaan ini antara lain pertanyaan produktif, terbuka dan imajinatif. Pertanyaan ini dapat digunakan untuk tujuan merangsang siswa berpikir. Pengelolaan bahan pelajaran yang lain adalah pembelajaran tematik, yaitu pembelajaran yang menggabungkan beberapa kemampuan dari berbagai mata pelajaran diajarkan dengan ikatan satu tema. Suatu konsep diajarkan dalam konteks tertentu sehingga bermakna bagi siswa. Perilaku lain, selain bertanya yang bermutu, yang dianggap penting adalah pemberian umpan balik. Umpan balik yang dimaksud adalah respons atau reaksi guru terhadap perilaku, proses atau hasil kerja siswa. Menilai adalah mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, tentang apa yang sudah dikuasai dan belum dikuasai siswa. Informasi tersebut diperlukan agar guru dapat menentukan tugas/kegiatan atau bantuan apa yang perlu diberikan berikutnya kepada siswa agar pengetahuan, kemampuan, dan sikap mereka lebih berkembang lagi. Oleh karena itu, penilaian sebaiknya dilakukan secara alami dalam konteks guru mengajar dan siswa belajar, tidak diadakan secara khusus, dalam waktu yang khusus, terpisah dari kegiatan belajar mengajar, seperti tes; (3). Mengelola Kegiatan dan Waktu, proses belajar mengajar siswa biasanya dikelompokkan ke dalam tiga kegiatan besar, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal biasanya diisi dengan mengemukakan hal-hal yang menarik minat siswa untuk belajar, membahas ulang pengetahuan prasyarat, atau menyampaikan informasi awal dan/atau penjelasan tugas secara klasikal. Pengetahuan prasyarat yang di bahas hendaknya betul-betul yang dekat dengan konsep baru yang dipelajari, tidak terlalu jauh sehingga waktu yang digunakan menjadi singkat. Penyampaian informasi awal dan tugas hendaknya jelas, jika perlu secara perlahan. Informasi dan tugas yang tidak jelas hanya akan membuat guru sibuk menjelaskan ulang informasi/tugas tersebut ke setiap (kelompok) siswa, sementara sudah mulai bekerja. Akibatnya, siswa kurang memperhatikan penjelasan ulang tersebut. Kegiatan inti disediakan untuk siswa mengalami kegiatan seperti melakukan percobaan, bermain peran, kegiatan pemecahan masalah, atau simulasi, yang sebaiknya dilakukan secara berpasangan atau berkelompok. Apa bila kegiatan inti dilakukan secara perorangan maka harus diikuti dengan kegiatan yang melibatkan lebih dari satu orang, misalnya saling menjelakan proses dan hasil belajarnya kepada temannya. Hal ini dimaksudkan agar tercipta interaksi di antara mereka sehingga hasil belajar mereka menjadi mantap,; (4). Mengelola siswa, dalam rangka mengambangkan kemampuan individu dan sosial, pengaturan siswa belajar hendaknya berganti-ganti antara belajar perorangan, berpasangan, dan berkelompok. Pengaturan initentu disesuaikan dengan karakteristik bahan ajar yang dipelajari. Pada dasarnya setiap individu siswa harus berkembang kemampuannya secara optimal. Oleh karena itu, ketika mereka belajar secara berpasangan terutama berkelompok, guru harus mendorong tiap siswa untuk berperan serta dalam kelompok tersebut. Meminta siswa yang tidak aktif untuk memberikan pendapat terhadap pendapat siswa lain atau melaporkan hasil kerja kelompok, merupakan cara mendorong tersebut. Hal yang perlu dihindari terkait dengan pengelolaan siswa adalah guru mengganti siswa yang melaporkan dengan siswa lain hanya karena siswa pertama kurang lancer dalam melaporkannya; atau mengganti siswa yang tulisannya belum bagus dengan siswa lain yang tulisannya sudah bagus. Jika demikian, kapan siswa yang kurang bagus tersebut terlatih untuk itu ? Bukankah keadaan tersebut membuat siswa yang pandai semakin pandai dan yang bodoh semakin bodoh.; (5). Mengelola Sumber Belajar, materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru, dan dipelajari siswa. Secara khusus, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap atau nilai. Termasuk materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek. Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan “jika..maka….”, misalnya “Jika logam dipanasi maka akan memuai”. Prosedur adalah langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah mengoperasikan peralatan rekaman video. Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja.
Artikel Terkait Kurikulum dan Pembelajaran
- Kerja Kelompok (bagian 2)
- Kerja Kelompok (bagian 1)
- Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran
- Perbedaan Pendekatan, Model, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran
- Mewujudkan PAIKEM
- Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran
- Proses Pelaksanaan Evaluasi
- Penggunaan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran
- Program Remidial dan Pengayaan
- Konsep Mastery Learning
- Bagaimana Mengelola KBM (bagian 1)
- KURIKULUM (Sebuah Telaah Teoritis)
- Pembiasaan Dalam Pola Penanaman Nilai
- Pendidikan Karakter Di Sekolah
- Model Pembelajaran Pribadi