Kementerian Pendidikan Nasional (kemendikdas) mencanangkan delapan belas nilai karakter yang perlu
ditumbuhkembangkan di lingkungan sekolah. Untuk pengembangan pendidikan karakter
di sekolah, kedelapan belas nilai karakter tersebut perlu dipilih disesuaikan dengan
visi sekolah yang dirancang dalam kurikulum, baik itu melakui penetapan tujuan yang
meliputi tujuan pendidikan, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan
dalam mata ajar; atau melalui pemetaan materi ajar yang meliputi penyajian
materi; melalui proses pembelajaran baik kegiatan rutin ataupun spontan,
pengkondisian, pembiasaan, kegiatan ekstrakurikuler dan lainnya; kemudian dalam
evaluasi pembelajarannya. Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah
mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program
operasional satuan pendidikan masing-masing. Kedelapanbelas nilai karakter
tersebut adalah religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Karakter
dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting),
dan kebiasaan (Habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang
yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu
mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih
(menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana
yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan
kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta
didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu
merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan
kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek
“pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan
dengan baik atau loving good (moral feeling), dan
perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan
pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.
wassalam