Selasa, 28 Mei 2013

Penggunaan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran

Dari puluhan metode pembelajaran yang diposting di blog ini, ada diantaranya yang disebut metode simulasi. Simulasi bisa disebut model ataupun metode. Kata simulasi berasal dari kata “Simulate” artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulasi juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman atau hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan. Menurut Gilstrap ( 1975 : 87 ) bahwa permainan simulasi adalah “those in which the students assume specific roles as decision-makers, act as if they werw actually involved in the situations, and complete for certain objectives according to specified rules.  Permainan simulasi memiliki perlengkapan yang bermacam-macam. Tanpa perlengkapan, permaian ini tidak mungkin dilaksanakan dengan baik. Model mengajar yang dinamakan simulasi adalah cuplikan situasi pola kehidupan nyata yang diangkat kedalam kegiatan pembelajaran. Simulasi merupakan teknik yang diorganisasi secara baik, dari pembelajaran yang nyata kedalam pembelajaran bukan sesungguhnya. Simulasi itu tidak lebih komplek dari situasi nyata dan simulasi didasarkan atas kebutuhan dan tujuan yang dinyatakan oleh peserta, untuk memperoleh gambaran pembelajaran sesungguhnya. Model mengajar seperti ini banyak melibatkan pelajaran dengan memanfaatkan perangkat   lunak   secara   efektif.   Sedangkan  model  mengajar  lainnya  lebih  menitikberatkan pada kemampuan pribadi guru seperti memahami konsep, kemampuan dalam membantu siswa memahami dan menguasai gagasan pokok dan lain sebagainya. Dalam simulasi, guru mengkombinasikan peralatan siap pakai atau perlengkapan simulasi dengan kurikulum, memperjelas dan memperkuat pelajaran yang berhubungan dengan permainan. Guru dapat ikut bermain dalam menunjang pelajaran yang menggunakan simulasi.
Model simulasi mempunyai empat tapan yaitu (a) orientasi, (b) partisipasi latihan, (c) simulasi dan (d) tannya jawab. Pada tahap orientasi, guru akan menjelaskan  tema  yang akan digarap, konsep yang akan ditanamkan dalam simulasi actual, menjelaskan simulasi. Pada tahap partisipasi latihan, siswa mulai masuk dalam permainan, guru menetapkan skenario dan memberikan penjelasan tentang aturan permainannya. Guru mengorganisir siswa kedalam berbagai variasi aturan dan mempersingkat pelaksanaan untuk meyakinkan siswa dalam memahami setiap arah dan mempergunakan aturan-aturan yang ada. Pada tahap simulasi, permaian dan pengadministrasian simulasi mulai berjalan. Siswa berpartisipasi salam simulasi dan guru berfungsi sebagai wasit dan pelatih. Dan pada tahap tanya jawab, berdasarkan hasil yang telah diperoleh, guru dapat membantu siswa dalam memusatkan perhatiannya pada 1) kejadian, persepsi dan reaksi siswa, 2) menganalisis proses yang telah dilakukan, 3) membandingkan peristiwa dalam simulasi dengan dunia nyata, 4) menghubungkan kegiatan dengan isi pelajaran dan 5) menilai serta merencanakan kembali simulasi.
Dari pembelajaran dengan menggunakan permainan simulasi maka diharapkan akan adanya timbul sikap kritis yang mempersalahkan praktek kehidupan selama ini dan berkeinginan untuk memperbaiki atau memecahkan masalah yang menjadi sumbernya. Kemudian ada beberapa tugas yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa, antara lain : 1). Untuk guru, Memilih simulation games yang cocok dengan masalah yang dihadapi oleh  kelompok (belajar) atau jika mungkin membuat simulation games yang cocok dengan masalah tersebut dan dimaksudkan untuk menyadarkan dan menunjukkan kepada anggota kelompok suatu masalah serta cara mengatasinya; Mempelajari simulation games tersebut secara mendalam, baik aspek cara memainkan peranan peraturannya ( rules ) maupun isi / pesan yang dibawakan permainan tersebut; Mengidentifikasi masalah dan menjelaskannya kepada kelompok; Menjelaskan cara memainkan dan peraturannya;  Memilih beberapa orang anggota kelompok untuk memainkan si­mulation games tersebut; Mendemonstrasikan permainan tersebut bersama beberapa orang anggota di hadapan seluruh kelompok; Mendorong pemain dan kelompok seluruhnya untuk membaha» hal-hal tertentu sehubungan dengan masalah yang ditemukan dalam permainan tersebut. Terutama yang erat hubungannya dengan masalah kelompok dan menemukan jalan keluarnya; Merumuskan atau menyimpulkan kontribusi pertemuan / diskusi ter­sebut; Menentukan tindak lanjut atau cara untuk memanfaatkan informasi yang diperoleh; Mengevaluasi pengalaman belajar kelompok. 2). Untuk Siswa, mendengarkan penjelasan dari simulator; Memperhatikan demonstrasi simulation games tersebut; Menghubungkan masalah dalam permainan tersebut dengan masalah dalam masyarakat; Menghubungkan pengertian baru dengan pengalaman sebelumnya; Mengajukan pertanyaan untuk memperoleh kejelasan masalah; mengemukakan pendapat tentang hubungan masalah dalam permainan dengan masalah yang dihadapi. Mengajukan pendapat bagaimana cara mengatasi masalah tersebut; Mengidentifikasi informasi dan pendapat baru serta mengintegrasi­kannya dalam pikiran; Menentukan tindak lanjut atau cara untuk memanfaatkan informasi yang diperoleh; Membantu mengevaluasi pengalaman belajar kelompok.

Artikel Terkait Kurikulum dan Pembelajaran

Komentar Postingan