Model PAIKEM inilah yang dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, efisien, menyenangkan dan jauh dari pembelajaran yang membosankan peserta didik, sehingga kita akan merasa senang ketika pancaran rasa senang dan ketertarikan muncul dari raut wajah anak didik kita.
Apa yang dimaksud dengan PAIKEM itu, PAIKEM itu kependekan dari Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Pembelajaran Aktif adalah dalam proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga siswa dapat berperan aktif untuk bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan atau ide dalam suasana belajar-mengajar. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan aktif dimana peserta didik mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator. Peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran sangat diperlukan karena ia merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Inovatif, Setidaknya mewujudkan suasana pembelajaran yang menjadikan siswa mampu berinovasi dan mengkreasikan apa yang mereka hadapi menjadi hal baru. Ciri inovatif dalam proses pembelajaran Pertama, yaitu selalu menggunakan dan mengedepankan rasio dalam melaksanakan tujuan pembelajaran dan mencari solusi yang terbaik dalam menghadapi permasalahan. Termasuk diantaranya penggunaan metode problem solving yang dapat melahirkan upaya peserta didik atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut. Kedua, selalu berlandaskan pada keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Keterlibatan aktif para siswa dalam mendapatkan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik sangat diperlukan. Siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah. Para siswa diinstruksikan untuk lebih inovatif dalam memecahkan masalah dan tidak tergantung pada aturan yang baku dan kaku. Ketiga, sangat menekankan pada kerjasama antar berbagai individu yang tergabung dalam kelompok untuk mendapatkan inti-inti permasalahan yang ingin dipelajari sehingga memunculkan hal yang inovatif. Pembelajaran kreatif adalah proses pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan untuk mengimajinasi, mencipta, dan melakukan hal-hal kreatif. Semua proses belajar dirancang untuk mesimulasikan imajinasi agar tercipta kreatifitas pada seluruh anggota kelas. Kreatifitas ini, dimaknai sebagai sebuah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah ataupun melaksanakan proses variatif dalam memecahkan masalah. Pembelajaran kreatif dapat dilakukan dengan menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks. Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran di kelas ataupun para siswa bekerja dalam tim untuk membahas suatu masalah. Pembelajaran Efektif, Setidaknya terdapat beberapa prinsip pembelajaran yang dapat dikatakan efektif, antara lain : (1) Bermanfaat, semua proses pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran; (2) Mengalami, melalui pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari akan lebih mengaktifkan indera dari pada hanya mendengarkan lisan; (3) Interaksi, antara peserta didik dengan lingkungan sosialnya melalui diskusi, saling bertanya dan menjelaskan; (4) Komunikasi, pengungkapan isi pikiran gagasan sendiri maupun mengomentari gagasan orang lain, akan mendorong peserta didik untuk membenahi gagasannya dan memantapkan pemahaman tentang apa yang sedang dipelajari. Guru harus siap memberikan tanggapan terhadap pendapat atau gagasan yang dikomunikasikan; (5) Refleksi, memikirkan ulang (refleksi) apa yang sedang dikerjakan atau dipikirkan, akan lebih memantapkan pemahaman; (6) Mengembangkan keingintahuan, rasa ingin tahu dan imajinasi menghasilkan sikap peka, kritis, mandiri dan kreatif; (7) Membangkitkan motivasi Peserta didik, motivasi sangat dipengaruhi oleh keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan diri. Pembelajaran yang Menyenangkan, kegembiraan belajar merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar. Proses pembelajaran yang menyenangkan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya makna, pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri si pembelajar. Metode yang baik adalah yang dapat menghasilkan kegembiraan ini. Pembelajarannya dirancang secara menyenangkan akan menimbulkan motivasi belajar peserta didik, dengan demikian efektivitas belajar akan berjalan dengan baik dan dapat memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan. Semua unsur pembelajaran bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.
Hal lain dalam prinsip belajar mengajar adalah penggunaan model SAVI, dalam arti ketika melaksanakan proses belajar mengajar seorang pendidik harus mengacu pada seluruh sisi/aspek dari sosok siswa. dalam arti lain melibatkan seluruh proses belajar melalui SAVI. Somatis, berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. dengan menghalangi peserta didik somatis menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar, kita menghalangi fungsi pikiran mereka sepenuhnya. Untuk merangsang hubungan pikiran tubuh, ciptakanlah suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu kewaktu.
Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar. carilah cara untuk mengajak mereka untuk membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Ajak mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, mengumpulkan informasi, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri merka sendiri. Belajar Visual, rangsanglah pembelajaran mereka dengan coretan-coretan, gambar, film dan lainnya. Belajar Intelektual, apa yang dilakukan peserta didik dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tesebut. Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika guru mengajak peserta didik telibat dalam aktivitas: memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, melahirkan gagasan kreatif, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan dan lainnya.
Jika kita seorang pendidik yang baik maka gunakan model tadi agar para siswa merindukan kita!
kemudian bagaimana tahapan mengajar yang baik, agar para siswa bersikap aktif dalam proses pembelajaran sehingga mereka benar-benar meyakini bahwa merekalah yang menjadi subjek belajar.
pertama, Tahap persiapan yang pertama bapak/ibu lakukan adalah tumbuhkan minat anggota kelas, menciptakan mereka aktif yang tergugah untuk berpikir, belajar, dan mencipta. Ajaklah mereka keluar dari keterasingan dan masuk ke dalam komunitas belajar, berikan motivasi yang menggugah, hilangkan setiap rintangan yang ada kejenuhan ataupun rasa benci terhadap mata pelajaran. Ciptakan lingkungan yang positif, Yakinkan bahwa materi ini bermanfaat bagi mereka, libatkanlah seluruh anggota kelas dalam belajar sebab belajar bukanlah aktivitas yang hanya bisa ditonton, melainkan sangat membutuhkan peran serta semua pihak. Rangsanglah mereka agar ada rasa ingin tahu, dengan memberi masalah untuk dipecahkan secara berkelompok, memainkan permainan tanya jawab, menyuruh peserta didik menyusun berbagai pertanyaan atau mengajukan pemasalahan satu sama lain. Kedua, Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan peserta didik dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Sampaikanlah materi dengan melibatkan mereka, bantulah mereka aktif dalam menemukan materi baru dengan memotivasi untuk mengamati dunia nyata, gunakan waktu presentasi sebagai acuan belajar, bantu mereka berlatih dalam memecahkan masalah. Ketiga, Bagaimanapun, apa yang dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan peserta didiklah yang menciptakan pembelajaran, bukan apa yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan oleh bapak/ibu. Peran bapak/ibu hanya mengajak anggota kelas untuk berpikir, berkata, dan berbuat. Yakinkan bahwa tujuan tahap pelatihan adalah membantu anggota kelas mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Hal ini dapat dilakukan dengan latihan lewat praktek, dialog berpasangan, dan demonstrasi. Keempat, Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi tindakan. Bantulah mereka untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan baru mereka sehingga pembelajaran tetap melekat dan prestasi terus meningkat.
Artikel Terkait Kurikulum dan Pembelajaran
- Perbedaan Pendekatan, Model, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran
- Mewujudkan PAIKEM
- Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran
- Proses Pelaksanaan Evaluasi
- Penggunaan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran
- Program Remidial dan Pengayaan
- Konsep Mastery Learning
- Bagaimana Mengelola KBM (bagian 1)
- KURIKULUM (Sebuah Telaah Teoritis)
- Pembiasaan Dalam Pola Penanaman Nilai
- Pendidikan Karakter Di Sekolah
- Model Pembelajaran Pribadi
- Kerja Kelompok (bagian 2)
- Kerja Kelompok (bagian 1)
- Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran