Membuat Perencanaan Evaluasi
1.
Menyusun
Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format yang berisi komponen identitas
dan komponen matriks untuk memetakan soal dari berbagai topik/ satuan bahasan
sesuai dengan kompetensi dasarnya masing-masing. Fungsi adalah sebagai pedoman
bagi guru untuk membuat soal menjadi tes.
Adapun syarat-syarat kisi-kisi yang baik adalah :
a. Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.
b. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami.
c. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk
soal yang ditetapkan.
Contoh Kisi-kisi Soal
:
Nama Madrasah :……………………
Program/Jurusan : ……………………
Mata Pelajaran : ……………………
Semester / Tahun : ……………………
Kurikulum Acuan : ……………………
Alokasi Waktu : ……………………
Jumlah Soal : ……………………
Kompetensi Inti : ……………………
Kompetensi
Dasar
|
Materi
(PB/SPB)
|
Indikator
|
Bentuk Soal *)
|
Nomor Urut Soal
|
*) Apabila bentuk soal yang digunakan
hanya satu, sebaiknya dimasukkan ke komponen identitas.
Untuk menyusun kisi-kisi ini, sebelumnya guru harus
mempelajari silabus mata pelajaran, karena tidak mungkin kisi-kisi dibuat tanpa
adanya silabus. Dalam silabus biasanya sudah terdapat standar Kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan urutan materi yang telah disampaikan. Guru tinggal
merumuskan indikator berdasarkan sub topik/sub pokok bahasan. Indikator adalah
rumusan pernyataan yang menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan materi
yang akan diukur.
Ciri-ciri indikator adalah :
a.
Mengandung satu kata kerja operasional
yang dapat diukur (measurable) dan
dapat diamati (observable)
b.
Sesuai dengan materi yang hendak
diukur.
c.
Dapat dibuatkan soalnya sesuai dengan
bentuk yang telah ditetapkan.
Contoh
:
a. Menjelaskan peranan orang tua dalam keluarga.
b. Menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam
keluarga.
c. Membedakan antara halal dan haram.
Untuk itu, guru harus memperhatikan domain dan jenjang
kemampuan yang akan diukur, seperti : recall, konperhensi, dan aplikasi.
Kemampuan recall berkenaan dengan
aspek-aspek pengetahuan tentang istilah-istilah, definisi, fakta, konsep,
metode dan prinsip-prinsip. Sedangkan kemampuan konperhensi berkenaan dengan
kemampuan antara lain : menjelaskan/menyimpulkan suatu informasi, menafsirkan
fakta (grafik, diagram, tabel, dll), mentransferkan pernyataan dari suatu
bentuk ke dalam bentuk yang lain, misalnya dari pernyataan verbal ke dalam
bentuk rumus, memperkirakan akibat dari suatu situasi. Kemampuan aplikasi
meliputi kemampuan antara lain : menerapkan hukum-hukum, prinsip-prinsip atau
teori-teori dalam suasana yang sesungguhnya, memecahkan masalah, membuat grafik,
diagram,, mendemontrasikan penggunaan suatu metode, prosedur, dll.
Setelah menyusun kisi-kisi, kemudian guru membuat soal yang
sesuai dengan kisi-kisi, menyusun lembar jawaban siswa, membuat kunci jawaban,
dan membuat pedoman pengolahan skor. Selanjutnya, melaksanakan uji-coba.
2. Uji
Coba
Jika soal dan perangkatnya sudah
disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu di lapangan.
Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang
sama sekali. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberpa kali uji
coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal
ini dimaksudkan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan setiap soal.
B. Pengumpulan Data
Proses mengumpulkan data dengan melaksanakan evaluasi yang
menghasilkan data itu sendiri. Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara
melaksanakan suatu evaluasi, baik melalui tes (tertulis, lisan maupun
perbuatan) maupun melalui nontes. Dalam pelaksanaan evaluasi, guru harus
memperhatikan kondisi tempat tes diadakan. Tempat ini harus terang dan enak
dipandang serta tidak menakutkan,
sehingga peserta didik tidak takut dan gugup. Suasana tes harus kondusif agar
peserta didik nyaman menjawab pertanyaan tes. Dalam pelaksanaan tes lisan, guru
tidak boleh membentak dalam memberikan pertanyaan dan tidak boleh memberikan
kata-kata yang merupakan kunci jawaban. Untuk itu, perlu disusun tata tertib
pelaksanaan evaluasi.
C. Pengolahan Data
Setelah semua data kita kumpulkan, baik
data itu dari kita langsung yang mengadakan kegiatan evaluasi maupun dari orang
lain yang mengevaluasi orang yang kita maksud, data tersebut harus diolah. Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna
kepada testi mengenai kualitas hasil pekerjaannya. Misalnya, jika seorang murid
mendapat nilai 65, kita belum dapat memberikan keputusan tentang murid itu,
apakah yang termasuk cerdas atau kurang apalagi memberikan keputusan mengenai aspek keseluruhan kepribadian murid.
Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik, terutama
jika bertemu dengan data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk
angka-angka.
D. Penafsiran Hasil
Evaluasi
Penafsiran terhadap suatu hasil
evaluasi harus didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut norma. Bila
penafsiran data itu tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu hanya
berdasarkan pertimbangan pribadi dan kemanusiaan, maka termasuk kesalahan yang
besar. Ada dua jenis penafsiran data, yatu penafsiran kelompok dan penafsiran
individual. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk
mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, antara lain
prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok, dan distribusi nilai
kelompok. Sedangkan penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya tertuju
kepada individu saja. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau
situasi klinis lainnya.
Dalam mengadakan penafsiran data, baik secara kelompok
maupun individual, guru harus menggunakan norma-norma yang standar, sehingga
data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma-norma tersebut. Berdasarkan
norma ini kita dapat menafsirkan bahwa peserta didik mencapai tarap kesiapan
yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak, ada kesulitan
atau tidak. Jika ingin menggambarkan pertumbuhan anak, penyebaran skor, dan
perbandingan antar kelompok, maka kita perlu menggunakan garis (kurva), grafik,
atau dalam beberapa hal diperlukan profil, dan bukan dengan daftar angka-angka.
Daftar angka-angka biasanya digunakan untuk melukiskan posisi atau kedudukan
anak.
E. L a p o r a n
Semua kegiatan dan hasil evaluasi harus dilaporkan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, seperti
pimpinan/kepala sekolah, pemerintah, dan peserta didik itu sendiri. Hal ini
dimaksudkan agar hasil yang dicapai peserta didik dapat diketahui oleh berbagai
pihak dan dapat menentukan langkah selanjutnya. Di samping itu, laporan juga
penting bagi peserta didik itu sendiri agar ia mengetahui kemampuan yang
dimilikinya, dan atas dasar itu ia menentukan kemana arah yang harus
ditempuhnya serta apa yang harus dilakukannya.
Artikel Terkait Kurikulum dan Pembelajaran
- Kerja Kelompok (bagian 2)
- Kerja Kelompok (bagian 1)
- Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran
- Perbedaan Pendekatan, Model, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran
- Mewujudkan PAIKEM
- Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran
- Proses Pelaksanaan Evaluasi
- Penggunaan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran
- Program Remidial dan Pengayaan
- Konsep Mastery Learning
- Bagaimana Mengelola KBM (bagian 1)
- KURIKULUM (Sebuah Telaah Teoritis)
- Pembiasaan Dalam Pola Penanaman Nilai
- Pendidikan Karakter Di Sekolah
- Model Pembelajaran Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar