Minggu, 25 November 2012

Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran


Kerja kelompok dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Dalam pengertian lain kerja kelompok suatu cara untuk menjadikan siswa saling berinteraksi antara teman-temannya dengan jalan membuat suatu kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan metode kerja kelompok, keuntungannya ialah : Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah, dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah, dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengerjakan keterampilan berdiskusi, dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar, para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan meraka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi, dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantuk kelompok dalam usahanya mencapai tujuan. Sedangkan kelemahannya ialah : kerja kelompok yang sesering mungkin hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang, strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula, keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.

Dalam penerapan metode kerja kelompok seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam mengelompokan tugas-tugas yang hendak diselesaikan oleh siswa, antara lain harus mempertimbangkan perbedaan individu dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar; Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang mempunyai minat yang sama; Pengelomopokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan; Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa, yang tertinggal dalam satu wilayah dikelompokan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja; Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain; Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita.
Pengelompokan itu juga harus berdasarkan pada (1) adanya alat pembelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya, agar penggunaan alat peraga dapat dimanfaatkan dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya perlu dijadikan kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil itu dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia; (2) Pengelompokan berdasarkan kemampuan belajar siswa. Pengelompokan ini juga diperlukan terutama guru menghadapi komposis keanggotaan kelompok yang sangat heterogen kecakapannya. Cara pengelompokan ini akan menghasilkan kelompok yang homogen kecakapannya atau kelompok yang heterogen kecakapannya; (3) Pengelompokan berdasarkan minat individu pengelompokan ini perlu diperhatikan mengingat bahwa setiap individu siswa memiliki minat yang bisa jadi berbeda satu sama lain, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok-kelompok tersebut untuk dapat dikembangkan pada minat-minat; (4) Memperbesar partisipasi siswa, dalam hal ini partisipasi siswa dalam memecahkan masalah kelompok sangat dibutuhkan sekali, maka setiap kelompok diberi tugas yang sama, sehingga dimungkinkan dengan pembagian tugas akan memperbesar partisipasi siswa untuk melaksanakn dan memecahkannya secara bersama-sama. Selain pemberian tugas yang sama pada setiap kelompok, guru juga mengelomopokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang), sehingga dipastikan siswa akan terlibat dalam melaksanakan kerja kelompok; (5) Pemberian tugas atau pekerjaan. Pengelompokan dilaksanakan karena adanya tugas atau pekerjaan yang akan diselesaikan oleh siswa. Setiap kelompok harus bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Namun demikian guru harus dapat memilih tugas yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa; (6) Kerja yang efektif. Kerja merupakan hal yang utama dalam menjawab tugas-tugas yang hendak diselesaikan. Setiap siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan anggota kelompoknya, ia harus dapat menyeimbangkan pikiran atau pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama sehingga dapat dicapai tujuan yang sama; termasuk pula menentukan kelompok berdasarkan partisipasi siswa, agar siswa dapat memecahkan masalah secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya dan peneliti juga menjadikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 9-4 orang agar siswa terlibat aktif dalam memecahkan masalahnya.

Ada 3 bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan yaitu : (1)  kerja kelompok berjangka pendek; (2) kerja kelompok berjangka panjang dan (3) kerja kelompok campuran. Kerja kelompok berjangka pendek biasanya disebut dengan rapat kilat karena hanya mengambil waktu + 15 menit, dengan bertujuan untuk memecahkan persoalan yang sifatnya khusus yang terdapat pada suatu masalah. Kerja kelompok berjangka panjang adalah pekerjaan yang memakan waktu yang cukup panjang dan lama misalnya 2 hari, satu minggu, satu bulan atau bahkan lebih tergantung pada luas dan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan siswa. Apabila kelompok siswa yang satu sudah menyelesaikan tugasnya, maka kelompok siswa ini dapat membantu kelompok yang lain berdasarkan dengan minat siswa tersebut. Kerja kelompok jangka panjang ini dapat dilaksanakan dengan tujuan : Membahas masalah yang benar-benar ada dalam masyarakat, seperti masalah koperasi misalnya lingkungan sehat, pembuangan sampah dan lain sebagainya; Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat, misalnya penerangan tentang makanan sehat, kegiatan posyandu dan lain sebagainya; Dengan melaksanakan kerja kelompok memberi pengalaman kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan/ leadership, seperti membuat rencana sebelum melakukan suatu pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan masalah secara bersama-sama; Dengan bekerjasama siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan informasi atau data lebih banyak tentang berbagai jenis aspek suatu masalah di dalam waktu relatif singkat.
Kerja kelompok campuran dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa. Dalam kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan masing-masing kelompok. Agar kerja kelompok ini dapat mencapai sasaran, guru harus memperhatikan hal-hal yang menyediakan tugas atau kegiatan belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar setiap kelompok, kemudian setiap tigas dimusim sehingga setiap kelompok dapat menggerakan sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru. Bentuk kerja kelompok yang diambil oleh peneliti adalah kerja kelompok berjangka pendek, karena waktu yang diambil untuk melakukan kerja kelompok ini hanya 90 menit dan persoalan yang hendak dipecahkan hanya bersifat khusus mengenai pokok bahasan tertentu saja.
Ada sejumlah  rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dan menerapkan metode kerja kelompok, antara lain : Pesan terpenting dari metode kerja kelompok diusahakan semaksimal mungkin. Hal ini dapat dilaksanakan dan pengelompokan secara acak atau pun pengelompokan secara diatur; Penyeragaman kemampuan kelompok diusahakan semaksimal mungkin. Hal ini dapat dilaksanakan dan pengelompokan secara acak ataupun pengelompokan secara diatur; Sasaran penilaian dalam kerja kelompok adalah aspek produk kelompok serta peningkatan kemampuan kelompok dalam menangani tugas-tugas kelompok; Terdapat tiga cara penting kegiatan kerja kelompok yaitu :adanya pembaian tugas, adanya kerjasama, pemberian perhatian seimbang terhadap produktivitas dan pengelompokan kelompok; Terdapat tiga tahapan pelaksanan kerja kelompok yakni : tahapan penjajagan, tahapan pemahaman, tahapan penunaian tugas; Baik guru maupun siswa dituntut kesediannya dalam belajar tentang bagaimana kerja kelompok dilaksanakan; Adanya masalah yang potensial baik bersumber dari anggota maupun berasal dari proses kelompok itu sendiri.

Prosedur pemakaian metode kerja kelompok sebagai berikut : Pemilihan topik atau kerja kelompok, pemilihan topik merupakan langkah awal pemakaian metode kerja kelompok dapat dilaksanakan oleh guru dengan jalan : memilih dan menetapkan diri, memilih dan menetapkan bersama-sama dengan siswa; Pembentukan kelompok sesuai tujuan, tahap ini merupakan kewajiban guru untuk membagi kelas menjadi kelompok-kelompok sesuai yang ingin dicapai melalui kerja kelompok; Pembagian topik atau tugas  yang harus dikerjakan oleh kelompok, tahap ini meminta kepada guru untuk memberitahukan topik atau tugas untuk tiap-tiap kelompok, dimana topik atau tugas yang diberitahukan harus jelas bagi kelompok agar kerja kelompok berjalan dengan lancar; Proses kerja kelompok, pada tahap ini setiap kelompok melaksanakan : penjajagan terhadap tugas atau topik yang diberitahukan oleh guru, pemahaman terhadap tugas atau topik kelompok, penyesuaian tugas; Pelaporan hasil kerja kelompok, setelah siswa menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk melaporkan hasil kerja mereka. Laporan ini dapat dilakukan secara tertulis ataupun lisan.; Penilaian pemakaian kerja kelompok, guru perlu melakukan penilaian untuk menentukan keberhasila pemakaian metode kerja kelompok. Semoga bermanfaat......


Artikel Terkait Kurikulum dan Pembelajaran

Komentar Postingan