Selasa, 25 Desember 2012

Perbedaan Pendekatan, Model, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan sekarang masih belum dapat dibedakan secara jelas antara metode dan model, sehingga terdapat banyak perbedaan pendapat. Anda dapat menyebut metode sebagai model atau sebaliknya. Tetapi untuk mempermudah hal tersebut nanti bisa dilihat dalam skema pembelajaran. Secara utuh bila dirangkai dari filosofinya rangkaian itu adalah dari Pendekatan-model-strategi-metode dan teknik pembelajaran.
Pendekatan Pembelajaran, pola/cara berpikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu.  Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Model Pembelajaran, orientasi filosofi dari pembelajaran. Model terbagi pada empat bagian : model proses informasi, personal, interaksi sosial dan behaviour
Strategi Pembelajaran, pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, dalam makna lain strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” Strategi pembelajaran terbagi pada : langsung, tidak langsung, interaktif, eksperimen dan mandiri.
Metode  Pembelajaran, alat untuk mencapai tujuan yang bersifat prosedural (fase pendahuluan, fase pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan). Metode sangat banyak sebanyak metode yang dapat dikreasikan oleh guru. Metode adalah “a way in achieving something”. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Teknik Pembelajaran, pelaksanaan apa yang sesungguhnya dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang bersifat implementatif atau sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Bisa pula dalam sebuah langkah-langkah pada metode pembelajaran terdapat teknik pembelajaran.
Taktik pembelajaran, merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Metode bukan merupakan tujuan melainkan cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya. Untuk itu tidak mungkin membicarakan metode tanpa mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Jadi berhasil tidaknya tujuan yang akan dicaai bergantung pada penggunaan metode yang tepat. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik dan buruk. Yang ada adalah guru yang cakap dengan tidak cakap dalam memilih metode dan mempergunakan metode dalam pembelajaran. Misalkan seorang guru PAI menyampaikan materi prilaku disiplin, dia harus bisa memilih metode yang dapat membentuk siswa untuk berprilaku disiplin bukan hanya dia mampu secara kognitif memahami dalil-dalil syar'i yang berkaitan dengan prilaku disiplin tapi juga dapat menghayati dan mempraktekkan prilaku itu.

Klasifikasi metode pembelajaran hanya untuk memudahkan guru dalam memilih metode sesuai dengan strategi yang akan dipilih. Untuk itu klasifikasi di sini didasarkan pada strategi pembelajaran. Adapun klasifikasi strategi pembelajaran antara lain : (1) Strategi pembelajaran langsung : ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan dll; (2) Strategi pembelajaran tidak langsung : inkuiri, studi kasus, pemecahan masalah, peta konsep; (3) Strategi pembelajaran interaktif, strategi ini menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik maka : diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau projek, kerja berpasangan; (4) Strategi pembelajaran mandiri, merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian dan peningkatan diri. Bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanggungjawab dalam merencanakan dan memacu belajarnya sendiri ; pekerjaan rumah, karya tulis, projek penelitian, belajar berbasis internet.

Ada juga belajar melalui pengalaman berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang  pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif. Metode yang cocok antara lain : bermain peran, observasi, simulasi. Hal lain yang lebih operasional dalam pembelajaran adalah teknik sehingga setiap langkah dalam metode terkandung teknik bermain bahkan bisa saja satu permainan ada dalam seluruh langkah pada metode. Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, bebas dari ketegangan, sangat erat dengan tempat mengekspresikan diri, melatih pribadi untuk siap melewati persaingan, siap menerima kemenangan sekaligus siap menerima kekalahan, juga merupakan tempat aktualisasi diri dan belajar banyak tentang kehidupan baik itu belajat kemandirian, keberanian, sosialisasi, kepemimpinan dan menyadari arti akan eksistensi dirinya. Permainan dapat membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan, segar, hidup, bahagia, santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif yang akan menjadi dasar proses pembentukkan mental menuju pada pertumbuhan dan perkembangan yang relative lebih matang.

Artikel Terkait Kurikulum dan Pembelajaran

Komentar Postingan