Saat ini, pelaksanaan pendidikan agama Islam yang berlangsung di beberapa
lembaga pendidikan masih dianggap relatif kurang berhasil dalam menggarap sikap, karakter dan perilaku peserta didik hal ini terlihat dari banyak persoalan yang muncul dalam
lingkungan sosial. Berbagai pendapat menyatakan bahwa indikator-indikator kelemahan yang melekat
pada pelaksanaan pendidikan agama di sebuah lembaga pendidikan, yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut: (1) Pendidikan Agama Islam kurang bisa mengubah
pengetahuan agama yang kognitif menjadi makna dan nilai atau kurang mendorong
penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan yang seyogyanya perlu diinternalisasikan
dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan agama selama ini lebih
menekankan pada aspek knowing dan doing dan belum banyak mengarah
ke aspek being, yakni bagaimana peserta didik menjalani hidup sesuai
dengan ajaran dan nilai-nilai agama yang diketahui, padahal inti pendidikan
agama berada di aspek ini; (2) Pendidikan Agama Islam kurang dapat berjalan bersama
dan bekerjasama dengan materi-materi umum; (3) kurangnya kontekstualisasi dalam
pembelajaran agama Islam terhadap keadaan sosial yang terjadi di masyarakat
sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang
hidup dalam keseharian.
Memperhatikan kelemahan pendidikan agama Islam tersebut maka pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam sangat
berperan dalam menghilangkan kelemahan pendidikan agama tersebut. Bagi
pesantren hal tersebut tentu menyangkut rekonstruksi sistem dan aspek metodologi pembelajaran dari yang bersifat dogmatis doktriner dan tradisional menuju kepada pembelajaran yang lebih dinamis dan
kontekstual. Dengan porsi waktu yang cukup besar, pesantren akan mampu melaksanakan pendidikan agama secara maksimal. Pembelajaran agama Islam di pesantren yang
meliputi seluruh program dalam penentuan tujuan, bahan ajar, proses dan evaluasi pembelajaran dibutuhkan untuk membentuk
peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran Agama Islam. Salah satu tolok
ukur kualitas pembelajaran Agama Islam di pesantren, terwujud dalam pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat mengembangkan pembelajaran yang efektif dan dapat memotivasi
peserta untuk berprilaku yang baik sehingga dapat mewujudkan pengembangan kepribadian yang paripurna.
Artikel Terkait Kajian Pendidikan Islam
- Pesantren Sebagai Subkultur Budaya Indonesia
- Pembelajaran PAI di Pesantren Modern (Bag. ke-1)
- Ibu-ibu Perkasa taun 1800an nu Nurunkeun para Kyai sabudeureun Ciamis
- Sistem Pendidikan Islam (Kajian Teoritis)
- Pembelajaran Agama Islam, sarana Pengembang Kepribadian
- Pembelajaran Agama Islam sebagai Faktor Utama Pengembangan Kepribadian
- Peran Pesantren dalam Pendidikan Agama
- Mahfudzat (Hafalan2 Pribahasa dan Syair Pendidikan)
- Kompetensi Guru dalam Al-Qur'an (renungan bagi para pendidik)
- Kajian Surah Shad Ayat 17
- Surat Ali Imran Ayat 159 (renungan untuk pendidik)
- Kajian Pembelajaran Agama Islam di Pesantren Modern
- Institusi Pendidikan dalam Perspektif al-Quran; sebuah kajian tematik
- Pembelajaran Agama Islam Pada Awal Kelahiran Muhammadiyah dan NU
- Prinsip Pengembangan Pembelajaran Dalam Perspektif PI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar