Minggu, 02 Juni 2013

Bagaimana Jadi The Great Guru itu? (catatan kecil)

Bagaimana sih jadi guru hebat itu alias “the great guru” (istilah yang sering dikemukakan dalam pembahasan kurikulum 2013) ? itu sebuah pertanyaan yang biasa saja menurut saya, tapi sulit juga untuk dirumuskan dan dijawab, bukankah begitu…

Saya pribadi sangat kagum kepada guru yang selalu tampil semangat, tetap berusaha mengembangkan pengetahuan kependidikan dan tetap menjaga integritasnya sebagai seorang guru. Lalu intinya, bagaimana ukuran guru yang hebat itu menurut kita, mungkin catatan sederhana ini, bisa membantu anda untuk dapat membayangkannya

Ada empat hal (emang sih banyak hal) yang menjadi ciri guru agar bisa disebut the “great guru”, empat  hal itu adalah : 1) Memiliki harapan yang sangat tinggi bagi kesuksesan anak didiknya, sebab dapat dipastikan harapan itu akan memunculkan usaha dan tekad yang kuat dalam mendidik. Dalam keadaan apapun dia akan tetap semangat mengajar dan mendidik, karena harapan itu muncul dari dalam dirinya bukan dari luar alias faktor Xt, tidak berpikir soal gaji yang rendah, manajemen sekolah yang buruk, input anak-anak yang dianggap “nakal”, fasilitas yang kurang memadai danseabreg permasalahan di sekolah yang seringkali muncul. Tapi kenyataannya hal itu jarang dimiliki oleh para guru (bukan menafikan semua guru lho), sebab pada kenyataannya yang selalu menjjadi objek obrolan dan bahan pembicaraan di kantor sekolah itu lagi itu lagi, alias masalah kenaikan pangkat, gaji guru, tunjangan sertifikasi belum cair, beli rumah, mobil dan masih banyak lagi (atau dlllll), padahal ngga salah kan kalau yang didiskusikan dan dibicarakan perihal anak-anak didiknya, bagaimana solusinya ada anak yang jarang masuk sudah seminggu tidak masuk dan tanpa keterangan, masalah anak-anak yang susah diatur, selalu nyeletuk kalau guru lagi menerangkan. Hebat kan?, kalau semua guru di sekolah punya harapan tinggi bagi kesuksesan anak didiknya. Guru yang seperti itu akan selalu membayangkan anak didiknya menjadi pintar, disiplin, rajin dan sukses dalam meraih masa depan; 2) Selalu berpikir kreatif, berpikir kreatif yaitu berpikir di luar hal yang biasa bisa disebut “yang gila lah”. Pokoknya, metode yang tidak biasa dipraktekkan guru lain dia terapkan asalkan dapat mengefektifkan suasana pembelajaran. Dia selalu meng-update pengetahuan kependidikannya dengan metode pembelajaran yang menarik dan “aneh” sehingga akan menimbulkan kesan tersendiri bagi anak didiknya. Dia juga selalu mencari cara yang variatif untuk mengajari anak didiknya, tampilannya penuh aksi, proses belajar dibuat seinteraktif mungkin, tidak monoton, tapi anak-anak akan menyukai itu, karena yang penting bagi anak adalah proses pembelajaran yang menyenangkan alias “PAKEM”. Pembelajaran seperti itu akan dapat dengan mudah menjadikan anak didik menyerap dengan cepat apapun materi yang disampaikan; 3)guru yang pleksibel dan sensitif (dalam artian positif ), artinya dia peka terhadap kebutuhan dan permasalahan anak didiknya. Kalau the great guru kan, jika ada anak terlambat masuk sekolah ditanya terlebih dahulu kenapa sebabnya, apa orang tua sakit, atau tidak punya ongkos untuk berangkat ke sekolah, atau apa lah. Pokoknya dia tanya terlebih dahulu sehingga anak didik itu merasa diperhatikan, tidak lantas dia hukum (kalau memang alasan yang dikemukakan si anak tidak rasional, ya dia dihukum). Biasanya the great guru itu selalu yakin dan berpikir positif,  kalau memang tidak ada masalah, pasti anak tersebut masuk sekolah. Jika begitu dapat dipastikan, besok hari pasti pasti si anak jadi rajin masuk kelas karena merasa sangat diperhatikan, padahal faktor X nya  sangat sederhana yaitu diperhatikan guru. Setiap orang biasanya memiliki masalah yang tidak ingin diketahui orang, mungkin itulah kenapa the great guru itu sudah tahu, dan sekemampuan dia untuk memahami dan memaklumi apa yang terjadi. Hal terpenting baginya materi pembelajaran yang disampaikan akan dapat diserap siswa; 4) Selalu jadi inspirasi buat anak didiknya, kalau sehari sebelum pembelajaran anak-anak sudah merasa senang jika besok akan ada bagian guru itu (alias the great guru), berarti guru itu sudah sangat sangat sukses. Esok harinya ketika guru itu baru masuk ruangan, anak-anak sudah tersenyum, sumringah dan terpancar di wajahnya sebuah keinginan (bisakah aku jadi seperti ibu ini…?)

Saya kira yang empat itu saja, cukup untuk bisa menjadi guru yang bisa “digugu dan ditiru”.


sudah diposting dikompasiana
http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/03/jadilah-the-great-guru-565659.html

Artikel Terkait Tulisan Lepas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Postingan