Pemberian reinforcement yang berbentuk penghargaan (reward) terhadap perilaku, atau untuk belajar siswa yang baik merupakan faktor yang mempunyai pengaruh atau dampak yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa Pemberian hadiah untuk pekeraan yang dilakukan dengan baik, tidak harus berupa materi. Yang terbaik justru berupa senyuman atau anggukan, kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan mempresentasiakan pekerjaan sendiri, hadiah yang diberikan hendaknya berkaitan dengan prestasi kerjanya, sehingga meningkatkan motivasi instrinsik dan kreativitas. Pemberian penghargaan kepada siswa dapat dilakukan melalui dua teknik , yaitu Verbal dan Non -verbal pemberian penghargaan yang berupa pujian, dukungan, dorongan, atau pengakuan. Bentuk-bentuknya sebagai berikut : (a) dengan kata-kata antara lain bagus, benar, betul, tepat ya, baik dsb. (b) dengan bentuk Kalimat seperti prestasimu baik sekali, Saya senang dengan pekerjaanmu, Penjelasanmu sangat baik. Sedangkan dengan teknik non-verbal antara lain melalui (a) gestur tubuh yaitu mimik atau gerakan tubuh, misal senyuman, anggukan , acungan ibu jari dan tepuk tangan atau dengan cara (b) mendekati siswa untuk menunjukkan perhatian atau kesenangan terhadap pekerjaan atau penampilan siswa,; (c) Sentuhan (contact), seperti menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan , dan mengelus kepala. Dalam menerapkan penghargaan ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu usia anak, budaya dan norma agama.(d) Kegiatan yang menyenangkan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang disenanginya sebagai penghargaan atas prestasinya,misalkan menyuruh anak membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas,; (e) Simbol atau Benda, seperti Piagam dan hadiah (alat-alat tulis, buku , uang dsb) atau komentar tertulis secara positif pada buku siswa,; (f) Penghargaan tak penuh, yaitu diberikan kepada siswa yang memberikan jawaban kurang sempurna atau hanya sebagaian yang benar; (2) Peneguhan ( reinforcement ) negatip, yaitu suatu rangsangan (stimulus ) yang mendorong seseorang untuk menghindari respon tertentu yang konsekuensi atau dampaknya tidak memuaskan ( menyakitkan atau tidak menyenangkan). Hukuman dari guru merupakan peneguhan negatip, karena mendorong anak untuk tidak mengulang kembali kesalahannya. Punishment adalah hukuman atau sanksi kepada anak bertujuan untuk mencegah tingkah laku atau kebiasaan yang tidak diharapkan atau bertentangan dengan norma, sehingga anak akan berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Hukuman merupakan teknk untuk meluruskan tingkah laku anak. Pemberian hukuman kepada anak hendaknya didasari persaan cinta kepadanya, bukan hukuman atas dasar rasa benci atau dendam. Apabila dasarnya rasa benci , maka hukuman itu sudah kehilangan fungsi utamanya sabagai pelurus tingkah laku, bahkan yang terjadi adalah berkembanganya sikap benci atau pembangkangan pada diri anak kepada pemberi hukuman terebut. Sebaiknya hindarkan hukuman yang bersifat fisik (memukul, menjewer, atau menendang) atau berupa hukuman psikologis (seperti melecehkan atau mencemoohkan), juga hindarkan pemberian hukuman dihadapan teman-temannya, karena dapat merusak harga dirinya (self-esteem), tapi sebaiknya bawalah ke ruang khusus untuk diberikan bimbingan seperlunya.
Minggu, 25 November 2012
Peneguhan Dan Penguatan Dalam Pembelajaran
Reinforcement (peneguhan atau penguatan) berasal dari Skinner, salah seorang ahli psikologi belajar behavioristik, Dia mengartikan reinforcement atau dampak tingkah laku yang memperkuat tingkah laku tertentu. (DR.H.Syamsu, 2004:100) Peneguhan ini diklasifikasikan ke dalam dua macam yaitu: (1) Peneguhan (reinforcement) positif, yaitu sesuatu rangsangan (stimulus) yang memperkuat atau nendororng suatu respon (tingkah laku tertentu) . Peneguhan positif ini berbentuk reward (ganjaran), hadiah atau imbalan, baik secara verbal ( kata-kata atau ucapan pujian), maupun non verbal (isyarat , senyuman , hadiah berupa benda-benda atau makanan). Reward , menurut penganut teori behavioristik, merupakan pendorong utama dalam proses belajar, reward dapat berdampak positif bagi anak yaitu; menimbulkan respon positif; menciptakan kebiasaan yang relatif kokoh dalam dirinya; menimbulkan perasaan senang dalam melakukan pekerjaan yang mendapat imbalan; menimbulkan antusiasme, semangat untuk terus melakukan pekerjaan, dan semakin percaya diri. Walberg (Orstseint allan C , 1990 : 13)
Pemberian reinforcement yang berbentuk penghargaan (reward) terhadap perilaku, atau untuk belajar siswa yang baik merupakan faktor yang mempunyai pengaruh atau dampak yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa Pemberian hadiah untuk pekeraan yang dilakukan dengan baik, tidak harus berupa materi. Yang terbaik justru berupa senyuman atau anggukan, kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan mempresentasiakan pekerjaan sendiri, hadiah yang diberikan hendaknya berkaitan dengan prestasi kerjanya, sehingga meningkatkan motivasi instrinsik dan kreativitas. Pemberian penghargaan kepada siswa dapat dilakukan melalui dua teknik , yaitu Verbal dan Non -verbal pemberian penghargaan yang berupa pujian, dukungan, dorongan, atau pengakuan. Bentuk-bentuknya sebagai berikut : (a) dengan kata-kata antara lain bagus, benar, betul, tepat ya, baik dsb. (b) dengan bentuk Kalimat seperti prestasimu baik sekali, Saya senang dengan pekerjaanmu, Penjelasanmu sangat baik. Sedangkan dengan teknik non-verbal antara lain melalui (a) gestur tubuh yaitu mimik atau gerakan tubuh, misal senyuman, anggukan , acungan ibu jari dan tepuk tangan atau dengan cara (b) mendekati siswa untuk menunjukkan perhatian atau kesenangan terhadap pekerjaan atau penampilan siswa,; (c) Sentuhan (contact), seperti menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan , dan mengelus kepala. Dalam menerapkan penghargaan ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu usia anak, budaya dan norma agama.(d) Kegiatan yang menyenangkan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang disenanginya sebagai penghargaan atas prestasinya,misalkan menyuruh anak membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas,; (e) Simbol atau Benda, seperti Piagam dan hadiah (alat-alat tulis, buku , uang dsb) atau komentar tertulis secara positif pada buku siswa,; (f) Penghargaan tak penuh, yaitu diberikan kepada siswa yang memberikan jawaban kurang sempurna atau hanya sebagaian yang benar; (2) Peneguhan ( reinforcement ) negatip, yaitu suatu rangsangan (stimulus ) yang mendorong seseorang untuk menghindari respon tertentu yang konsekuensi atau dampaknya tidak memuaskan ( menyakitkan atau tidak menyenangkan). Hukuman dari guru merupakan peneguhan negatip, karena mendorong anak untuk tidak mengulang kembali kesalahannya. Punishment adalah hukuman atau sanksi kepada anak bertujuan untuk mencegah tingkah laku atau kebiasaan yang tidak diharapkan atau bertentangan dengan norma, sehingga anak akan berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Hukuman merupakan teknk untuk meluruskan tingkah laku anak. Pemberian hukuman kepada anak hendaknya didasari persaan cinta kepadanya, bukan hukuman atas dasar rasa benci atau dendam. Apabila dasarnya rasa benci , maka hukuman itu sudah kehilangan fungsi utamanya sabagai pelurus tingkah laku, bahkan yang terjadi adalah berkembanganya sikap benci atau pembangkangan pada diri anak kepada pemberi hukuman terebut. Sebaiknya hindarkan hukuman yang bersifat fisik (memukul, menjewer, atau menendang) atau berupa hukuman psikologis (seperti melecehkan atau mencemoohkan), juga hindarkan pemberian hukuman dihadapan teman-temannya, karena dapat merusak harga dirinya (self-esteem), tapi sebaiknya bawalah ke ruang khusus untuk diberikan bimbingan seperlunya.
Pemberian reinforcement yang berbentuk penghargaan (reward) terhadap perilaku, atau untuk belajar siswa yang baik merupakan faktor yang mempunyai pengaruh atau dampak yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa Pemberian hadiah untuk pekeraan yang dilakukan dengan baik, tidak harus berupa materi. Yang terbaik justru berupa senyuman atau anggukan, kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan mempresentasiakan pekerjaan sendiri, hadiah yang diberikan hendaknya berkaitan dengan prestasi kerjanya, sehingga meningkatkan motivasi instrinsik dan kreativitas. Pemberian penghargaan kepada siswa dapat dilakukan melalui dua teknik , yaitu Verbal dan Non -verbal pemberian penghargaan yang berupa pujian, dukungan, dorongan, atau pengakuan. Bentuk-bentuknya sebagai berikut : (a) dengan kata-kata antara lain bagus, benar, betul, tepat ya, baik dsb. (b) dengan bentuk Kalimat seperti prestasimu baik sekali, Saya senang dengan pekerjaanmu, Penjelasanmu sangat baik. Sedangkan dengan teknik non-verbal antara lain melalui (a) gestur tubuh yaitu mimik atau gerakan tubuh, misal senyuman, anggukan , acungan ibu jari dan tepuk tangan atau dengan cara (b) mendekati siswa untuk menunjukkan perhatian atau kesenangan terhadap pekerjaan atau penampilan siswa,; (c) Sentuhan (contact), seperti menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan , dan mengelus kepala. Dalam menerapkan penghargaan ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu usia anak, budaya dan norma agama.(d) Kegiatan yang menyenangkan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang disenanginya sebagai penghargaan atas prestasinya,misalkan menyuruh anak membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas,; (e) Simbol atau Benda, seperti Piagam dan hadiah (alat-alat tulis, buku , uang dsb) atau komentar tertulis secara positif pada buku siswa,; (f) Penghargaan tak penuh, yaitu diberikan kepada siswa yang memberikan jawaban kurang sempurna atau hanya sebagaian yang benar; (2) Peneguhan ( reinforcement ) negatip, yaitu suatu rangsangan (stimulus ) yang mendorong seseorang untuk menghindari respon tertentu yang konsekuensi atau dampaknya tidak memuaskan ( menyakitkan atau tidak menyenangkan). Hukuman dari guru merupakan peneguhan negatip, karena mendorong anak untuk tidak mengulang kembali kesalahannya. Punishment adalah hukuman atau sanksi kepada anak bertujuan untuk mencegah tingkah laku atau kebiasaan yang tidak diharapkan atau bertentangan dengan norma, sehingga anak akan berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Hukuman merupakan teknk untuk meluruskan tingkah laku anak. Pemberian hukuman kepada anak hendaknya didasari persaan cinta kepadanya, bukan hukuman atas dasar rasa benci atau dendam. Apabila dasarnya rasa benci , maka hukuman itu sudah kehilangan fungsi utamanya sabagai pelurus tingkah laku, bahkan yang terjadi adalah berkembanganya sikap benci atau pembangkangan pada diri anak kepada pemberi hukuman terebut. Sebaiknya hindarkan hukuman yang bersifat fisik (memukul, menjewer, atau menendang) atau berupa hukuman psikologis (seperti melecehkan atau mencemoohkan), juga hindarkan pemberian hukuman dihadapan teman-temannya, karena dapat merusak harga dirinya (self-esteem), tapi sebaiknya bawalah ke ruang khusus untuk diberikan bimbingan seperlunya.