Selasa, 03 November 2009

Hakikat Pelaksanaan Pembelajaran

Secara umum proses pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu : (1) Proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berpikir; (2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogika dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik yang pada gilirannya membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri sebab makna belajar itu sendiri adalah proses memperoleh berbagai pengetahuan, skill, dan perilaku/mawaqif dan nilai-nilai yang dimulai sejak bayi sampai dewasa. Proses pembelajaran di kelas adalah proses yang kompleks, interaktif, dan setingnya dinamis.
Ada beberapa prinsip-prinsip belajar yang dapat dipertimbangkan ketika akan menggunakan metode pembelajaran, antara lain : Prinsip motivasi, motivasi adalah pendorong tingkah laku peserta didik ke arah tujuan tertentu. Kaitannya dengan metode maka guru diharapkan mengggunakan metode yang dapat menarik peserta didik sehingga peserta didik berminat untuk belajar, ingin kerja keras dan berusaha menyelesaikan tugas hingga selesai. Hal ini dapat dilakukan guru dengan menggunakan variasi metode untuk mengurangi kebosanan peserta didik. Karena kebosanan akan mengurangi minat peserta didik untuk belajar; Prinsip keaktifan, keaktifan dapat didorong dengan mengaitkan pengalaman peserta didik dengan pengetahuan yang baru. Untuk itu seorang guru harus dapat memilih metode yang dapat mengaktifkan proses berpikir peserta didik dengan menghubungkan pengalaman lama mereka dengan pengetahuan yang baru diajarkan. Keaktifan peseta didik akan menurun bila tidak mendapatkan umpan balik sehingga memberi penguatan atas upaya yang dilakukan peseta didik; Prinsip umpan balik dan peguatan, umpan balik sangat penting dalam pembelajaran sebab peserta didik akan mencerap materi dan memperluasnya secara mendalam; Prinsip kecepatan belajar, dilihat dari kecepatan belajar, ada peserta didik yang relatif cepat belajar dan yang relatif lambat belajar, dengan adanya perbedaan peserta didik ini guru harus pandai memilih metode supaya tidak menimbulkan frustrasi bagi peserta didik.
Daya tahan peserta didik untuk berkonsentrasi dan mengendalikan alat indra sangat terbatas. 10 menit pertama mereka mampu menyerap 70 %, setelah itu mereka dapat menyerap hanya 20 %. Ketika mendengarkan, peserta didik sangat mudah terganggu karena peserta didik lebih terfokus pada apa yang dilihat daripada yang terdengar. Sehingga guru harus benar-benar mampu memilih metode yang tepat agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Kesiapan guru untuk mengenal karaktersitik peserta didik dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator susksesnya pelaksanaan pembelajaran. Guru harus mengenali macam kecerdasan yang dimiliki setiap anak agar dia dapat mempertimbangkanya dalam pengembangan pribadi peserta didik. Kecerdasan itu disebut dengan kecerdasan majemuk. Hal ini memiliki esensi bahwa setiap peserta didik adalah unik. Guru perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan ini dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena memiliki kombinasi kecerdasan yang berlainan. Kecerdasan tersebut adalah : Kecerdasan verbal-linguistik, matematis-logis, visual-spasial, kinestetis-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis. Dalam pengambangan ini seorang guru mata pelajaran harus mampu membaca kecenderungan kelebihan siswa.
Secara umum pada awal proses pembelajaran, peran guru harus bisa lebih aktif. Guru memberikan dan menyampaikan materi yang dibutuhkan siswa dengan mengemukakan pendapat, bertanya, menjelaskan, memberikan contoh yang dipelajari siswa. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan berpartisipasi secara nyata menerapkan apa yang telah dipelajarinya dari guru dengan bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas, berlatih dan mencoba. Ketika siswa aktif peran guru mulai berubah menjadi pasif misalnya dengan cara mengawasi atau membimbing siswa dan memberikan feed back. Sebaliknya dari guru, pada awal pelajaran siswa cenderung pasif. Mereka mendengarkan dan mengamati penjelasan guru. Selanjutnya siswa menjadi lebih aktif dengan menerapkan pengetahuan yang mereka terima di awal pembelajaran tadi misalnya dengan melakukan praktek, latihan dan percobaan. Seluruh proses belajar seharusnya memungkinkan siswa aktif hingga berhasil.
Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir rasional sebab ini menjadi dasar untuk mengembangkan seluruh jenis pengetahuan. Proses perhatian sangat penting dalam pembelajaran karena tingkah laku yang baru (kompetensi) tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian pembelajar. Proses motivasi yang penting adalah penguatan dari luar dan penguatan dari dirinya sendiri. Penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar. Peran guru dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan aktifitas siswa setidaknya menjalankan tugas utama sebagai berikut : Merencanakan pembelajaran, perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mengantar peserta didik mencapai tujuan yang diharapkan; Melaksanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan, namun karena situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran itu sendiri maka guru harus peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi sehingga dapat menyesuaikan pola mengajar dengan situasi yang dihadapi; Mengevaluasi pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan dan keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan; Memberikan umpan balik, hal ini bertujuan membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas belajar.
Berikut ini pengembangan strategi proses pembelajaran, antara lain : Peserta didik harus aktif, dan bukan hanya sebagai pendengar yang aktif; Pengulangan tetap penting, untuk pembentukan keterampilan, maupun ingatan melalui belajar berulang-ulang; Penguatan adalah penting sebagai hadiah bagi yang menjawab/mengerjakan tugas dengan baik; Generalisasi dan kemampuan membedakan perlu dilatih dalam berbagai konteks, sehingga belajar menjadi cocok untuk berbagai situasi; Perilaku/tingkah laku yang diidolakan dapat dibentuk melalui model/uswatun hasanah; Dorongan (targhib) sangat penting dalam belajar
Dalam memberikan pemahaman dan pengembangan aspek kompetensi 'ilmiyyah peserta didik, guru dapat mempertimbangkan hal berikut ini : (1) Gambaran materi atau bahan ajar teratur yang akan disampaikan kepada peserta didik adalah hal terpenting, karena itu materi/maaddah harus disajikan dalam struktur yang sistematis, sehingga mudah dipelajari oleh peserta didik, misalkan memberikan peta penyebaran Islam di Eropa atau memberikan skema umum untuk materi yang akan diajarkan; (2) Organisasi pengetahuan harus disusun mulai dari konsep yang sederhana menuju ke konsep yang kompleks (min al-sahl ila al-sha'b); (3) Umpan balik kognitif digunakan untuk mengoreksi pengetahuan dan kesalahan pembelajar dalam proses pembelajaran, dengan memberikan pertanyaan ataupun pendapat kepada peserta didik

Artikel Terkait Kurikulum dan Pembelajaran

Komentar Postingan