Dr. Dadang Gani, M.Ag
Sistem
dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen,
elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber yang mempunyai fungsional, yang
teratur, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil. Pengertian lainnya adalah
suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri dari bagian yang satu dan yang
lainnya saling berhubungan dan saling memperkuat untuk mencapai hasil atau
tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan. Bisa juga disebut
kesatuan yang terorganisir terdiri atas komponen-komponen yang saling
berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai.[1]
Dari hal itu diambil kesimpulan bahwa sistem terdiri dari komponen-komponen
yang saling berhubungan dan teratur satu sama lainnya guna mencapai tujuan
pendidikan. Untuk itu sebuah sistem mengandung beberapa prinsip diantaranya
keterintegrasian, keteraturan, keutuhan, keterorganisasian, keterhubungan dan
ketergantungan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.
Sedangkan kata pendidikan Islam itu
sendiri memiliki dua kata yang disatukan dengan memunculkan penamaan baru yaitu
pendidikan yang bermuara pada ajaran Islam. Kata pendidikan itu sendiri berasal
dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan"
mengandung arti perbuatan, hal, cara dan sebagainya. Istilah pendidikan ini
semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau
bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah,[2]
yang berarti pendidikan.[3]
Pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama[4]
dan sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya
pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagian yang setinggi.[5]
Ali Ahmad Madkur mengatakan bahwa
pendidikan merupakan proses yang sangat komplek, teratur dan memiliki
kaidah-kaidah tertentu.[6]
Pendidikan itu tidak akan terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia
karena merupakan kebutuhan hidup, salah satu fungsi social (a social function),
bimbingan, sebagai sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta
membentuk disiplin hidup.[7]
Pada intinya pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan
keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil dengan pendidikan
itu pula seesorang mampu bertaqorrub kepada Allah.[8] Brubacher mengemukakan bahwa
pendidikan adalah proses timbal balik dari tiap individu dalam penyesuaian
dirinya dengan alam, juga merupakan perkembangan yang teratur dan kelengkapan
dari potensi manusia baik itu moral, intelektual atau jasmani oleh dan untuk
pribadinya dan masyarakat.[9]
Pendidikan yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah pendidikan Islam. Adapun kata Islam dalam istilah
pendidikan Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang
memiliki warna-warna Islam. Secara umum pendidikan agama Islam adalah bimbingan
terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua
ajaran Islam[10]
menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.[11]
Dalam pengertian
lain, pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa,
dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
kitab suci al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
serta penggunaan pengalaman, dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut
agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.[12] Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam adalah:
pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia
dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai
suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
di akhirat kelak.[13]
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan
rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk
mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga
terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam. Bagi manusia pendidikan
adalah pusaka yang sangat berharga yang dapat membekali diri berbagai nilai dan
norma. Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih
dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung
jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[14]
اَلتربيّةُ الإسْلاَ مِيَّةُ هِيَ ا لتَّنْظيمُ
الُنْفَسِيُّ والإجتماعيُّ الَّذيْ يُؤْديْ إلى اعْتنَاق الإسْلاَم وتَطْبيْقَه
كلّيّا فى حَياة الْفرْدِ وَالْجمَاعَةِ
“Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi dan
sosial yang karenanya dapat memeluk Islam secara logis dan dapat menerapkannya
secara keseluruhan dalam kehidupan pribadi dan sosial.”[15]
Dalam al-Qur’an kata tarbiyah
sebagai bentuk pendidikan Islam dalam arti luas. Istilah tersebut bukan hanya
merujuk pada makna pendidikan yang bersifat kognitif tapi juga afeksi dan
psikomotorik, demikian juga Sayyid Quthb menafsirkan istilah tersebut sebagai
upaya pemeliharaan jasmaniah peserta didik dan membantunya menumbuhkan
kematangan sikap mental dalam diri anak didik.[16]
Sebenarnya pendidikan itu adalah sebuah proses memelihara, merawat dan menjaga
fitrah murid menjelang dewasa dan mengembangkan seluruh potensi mereka secara
bertahap menuju kesempurnaan. Termasuk juga proses pengarahan perkembangan
manusia pada sisi jasmani, akal, bahasa, perilaku dan kehidupan sosial dan
keagamaan yang diarahkan pada kebaikan.[17]
Hakikatnya, seluruh proses dalam
pendidikan selalu mengacu berdasarkan kurikulum, sedangkan kurikulum pendidikan
Islam itu adalah aturan dan nilai-nilai kebenaran Tuhan, pengetahuan dan pengalaman
serta keterampilan manusia yang dinamis dan dirancang oleh lembaga pendidikan
Islam untuk disajikan kepada peserta didik dengan tujuan mengantarkan mereka
kepada level kesempurnaan. Yang dimaksud level kesempurnaan yaitu tingkatan
yang telah dianugrahkan Tuhan kepada mereka sehingga dengan hal itu mereka
dapat melaksanakan tugas khalifah di muka bumi yang sesuai dengan aturan Allah.
إن منهج التربية في التصور الإسلام هو نظام من الحقائق و المعايير و
القيم الإلهية الثابتة و المعارف و الخبرات و المهارات الإنسانية المتغيرة التي
تقدمها مؤسسة تربية إسلامية إلي المتعلمين فيها بقصد إيصالهم إلي درجة الكمال التي
هيأ هم الله لها, و بذالك يستطيعون القيام بحق الخلافة في الأرض عن طريق الإسهام
بإيجابية و فاعلية في عمارتها و ترقية الحياة علي ظهرها وفق منهج الله.[18]
Sebenarnya
pendidikan Islam itu sendiri ialah aturan yang timbul dari pandangan Islam
terhadap alam, manusia dan kehidupan yaitu konsep, karakteristik, prinsip dan
unsur-unsurnya yang saling melengkapi satu sama lain. Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia
seutuhnya, yaitu pendidikan bagi akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya,
akhlak dan keterampilannya. Keselarasan antara wilayah-wilayah itu menjadi hal
pokok untuk mewujudkan kepribadian utuh yang mampu menahan dari kepribadian
yang terpecah (split personality). Karena itu, pendidikan agama Islam
menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan
menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat.[19]
Berarti yang dimaksud dengan sistem pendidikan Islam adalah komponen-komponen yang
dapat membentuk hakikat pendidikan Islam yang saling melengkapi sehingga dapat
mencapai makna dan tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
[1] Fuad
Ihsan, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Gramedia, 1997) , hlm. 108
[2] Kata tarbiyah memiliki asal kata dari tiga makna antara
lain : Pertama, berasal dari kata rabaa yarbuu bermakna bertambah zaada
dan tumbuh namaa (surah Rum ayat 39 dan surah al-Baqoroh ayat 276),
Kedua, berasal dari kata rabaaa yurbii yang bermakna berkembang nasya
atau menjadi tara’ra’a. Ketiga, berasal dari kata rabba yarubu
yang artinya memimbing, mengarahkan dan memelihara. Hamka, Tafsir al-Azhar,
(Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), hlm. 79, Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) hlm. 70, Zakiyah Darajat, Berawal
dari Keluarga; Revolusi Belajar cara al-Qur’an, (Jakarta: Hikmah, 2003), hlm.
72
[3] Dalam persfektif Islam, terdapat tiga term yang menunjukkan makna
pendidikan yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Tarbiyah mengandung
arti memelihara, membesarkan dan mendidik sedangkan ta’lim berarti mengajarkan,
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2004), Cet ke-4, hlm. 1, Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakarta:Bumi Aksara, 1996), hlm. 73
[4] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
(Bandung: PT. Al-maarif, 1989), cet ke-5, hlm. 19
[5] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), Cet ke-4 hlm. 4
[6] Ali Ahmad Madkur, Manhaj, hlm. 31
التربية عملية متشعبة, ذات نظم و أساليب متنوعة
[7] John
Dewey, Democracy And Education, (New York: The Free Press, 1966), hlm.
54
[8] Fatiyah
Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Islam Versi al-Ghazali, alih bahasa
Fathurrahman dan Syamsudin, (Bandung: PT al-Ma’arif, 1986), hlm. 26
[9] John S.T: “Education should be thought of the
process of man’s reciprocal adjustment to nature to his fellows and to the
ultimate nature of the cosmos. Education is organized development and equipment
of all the power a human being, moral, intellectual and physical by and for their
individual and social uses”. John S. Brubacher, Modern Philosophies of
Education, Fourth Edition, (New Delhi: Tata Mc. Graw-Hill Publishing Company
LTD, 1981), hlm. 371
[10] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1998), cet. ke-2, hlm. 11
[11] Ahmad D. Marimba, Pengantar, hlm. 23.
[12] Pusat Kurikulum Depdiknas. Standar
Kompentensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyyah.
(Jakarta. Depdiknas, 2004), hlm 4
[13] Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi
Aksara, 1992), cet ke-2, hlm. 86
[14] Ahmad
D. Marimba, Pengantar, hlm. 23.
[15]
Abdurrahman Al-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam
dalam Keluarga, di Sekolah, dan di Masyarakat, Terjemahan Herry Noer Ali,
(Bandung : CV. Diponegoro,1989), hlm. 83
[16] Fahr al-Razy, Tafsir Fahr al-Razy, Juz 21, (Teheran: Dar
al-Kutub al-Islamiyah,tt.), hlm. 191. Dan Sayyid Quthub, Tafsir Fi Dzilal al-Qur’an,
(Beirut, Dar al-Ahyar, Juz 15, tt.,), hlm. 15
[17] Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS,
2009), hlm. 17-18
[18] Ali Ahmad Madkur, Manhaj, hlm. 81
[19] M.
Yusup Al -Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna,
terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980),
hlm.157.
Artikel Terkait Kajian Pendidikan Islam
- Kajian Surah Shad Ayat 17
- Surat Ali Imran Ayat 159 (renungan untuk pendidik)
- Kajian Pembelajaran Agama Islam di Pesantren Modern
- Institusi Pendidikan dalam Perspektif al-Quran; sebuah kajian tematik
- Pembelajaran Agama Islam Pada Awal Kelahiran Muhammadiyah dan NU
- Prinsip Pengembangan Pembelajaran Dalam Perspektif PI
- Pesantren Sebagai Subkultur Budaya Indonesia
- Pembelajaran PAI di Pesantren Modern (Bag. ke-1)
- Ibu-ibu Perkasa taun 1800an nu Nurunkeun para Kyai sabudeureun Ciamis
- Sistem Pendidikan Islam (Kajian Teoritis)
- Pembelajaran Agama Islam, sarana Pengembang Kepribadian
- Pembelajaran Agama Islam sebagai Faktor Utama Pengembangan Kepribadian
- Peran Pesantren dalam Pendidikan Agama
- Mahfudzat (Hafalan2 Pribahasa dan Syair Pendidikan)
- Kompetensi Guru dalam Al-Qur'an (renungan bagi para pendidik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar