Minggu, 17 Mei 2015

Sistem Pendidikan Islam (Kajian Teoritis)



Dr. Dadang Gani, M.Ag
Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen, elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber yang mempunyai fungsional, yang teratur, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil. Pengertian lainnya adalah suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri dari bagian yang satu dan yang lainnya saling berhubungan dan saling memperkuat untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan. Bisa juga disebut kesatuan yang terorganisir terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai.[1] Dari hal itu diambil kesimpulan bahwa sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan teratur satu sama lainnya guna mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu sebuah sistem mengandung beberapa prinsip diantaranya keterintegrasian, keteraturan, keutuhan, keterorganisasian, keterhubungan dan ketergantungan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.
            Sedangkan kata pendidikan Islam itu sendiri memiliki dua kata yang disatukan dengan memunculkan penamaan baru yaitu pendidikan yang bermuara pada ajaran Islam. Kata pendidikan itu sendiri berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan" mengandung arti perbuatan, hal, cara dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah,[2] yang berarti pendidikan.[3] Pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama[4] dan sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi.[5]
            Ali Ahmad Madkur mengatakan bahwa pendidikan merupakan proses yang sangat komplek, teratur dan memiliki kaidah-kaidah tertentu.[6] Pendidikan itu tidak akan terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia karena merupakan kebutuhan hidup, salah satu fungsi social (a social function), bimbingan, sebagai sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.[7] Pada intinya pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil dengan pendidikan itu pula seesorang mampu bertaqorrub kepada Allah.[8] Brubacher mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses timbal balik dari tiap individu dalam penyesuaian dirinya dengan alam, juga merupakan perkembangan yang teratur dan kelengkapan dari potensi manusia baik itu moral, intelektual atau jasmani oleh dan untuk pribadinya dan masyarakat.[9]
            Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam. Secara umum pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam[10] menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.[11] Dalam pengertian lain, pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman, dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.[12] Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam adalah: pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.[13]
            Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam. Bagi manusia pendidikan adalah pusaka yang sangat berharga yang dapat membekali diri berbagai nilai dan norma. Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[14]
اَلتربيّةُ الإسْلاَ مِيَّةُ هِيَ ا لتَّنْظيمُ الُنْفَسِيُّ والإجتماعيُّ الَّذيْ يُؤْديْ إلى اعْتنَاق الإسْلاَم وتَطْبيْقَه كلّيّا فى حَياة الْفرْدِ وَالْجمَاعَةِ

Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi dan sosial yang karenanya dapat memeluk Islam secara logis dan dapat menerapkannya secara keseluruhan dalam kehidupan pribadi dan sosial.”[15]
Dalam al-Qur’an kata tarbiyah sebagai bentuk pendidikan Islam dalam arti luas. Istilah tersebut bukan hanya merujuk pada makna pendidikan yang bersifat kognitif tapi juga afeksi dan psikomotorik, demikian juga Sayyid Quthb menafsirkan istilah tersebut sebagai upaya pemeliharaan jasmaniah peserta didik dan membantunya menumbuhkan kematangan sikap mental dalam diri anak didik.[16] Sebenarnya pendidikan itu adalah sebuah proses memelihara, merawat dan menjaga fitrah murid menjelang dewasa dan mengembangkan seluruh potensi mereka secara bertahap menuju kesempurnaan. Termasuk juga proses pengarahan perkembangan manusia pada sisi jasmani, akal, bahasa, perilaku dan kehidupan sosial dan keagamaan yang diarahkan pada kebaikan.[17]
            Hakikatnya, seluruh proses dalam pendidikan selalu mengacu berdasarkan kurikulum, sedangkan kurikulum pendidikan Islam itu adalah aturan dan nilai-nilai kebenaran Tuhan, pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan manusia yang dinamis dan dirancang oleh lembaga pendidikan Islam untuk disajikan kepada peserta didik dengan tujuan mengantarkan mereka kepada level kesempurnaan. Yang dimaksud level kesempurnaan yaitu tingkatan yang telah dianugrahkan Tuhan kepada mereka sehingga dengan hal itu mereka dapat melaksanakan tugas khalifah di muka bumi yang sesuai dengan aturan Allah.
إن منهج التربية في التصور الإسلام هو نظام من الحقائق و المعايير و القيم الإلهية الثابتة و المعارف و الخبرات و المهارات الإنسانية المتغيرة التي تقدمها مؤسسة تربية إسلامية إلي المتعلمين فيها بقصد إيصالهم إلي درجة الكمال التي هيأ هم الله لها, و بذالك يستطيعون القيام بحق الخلافة في الأرض عن طريق الإسهام بإيجابية و فاعلية في عمارتها و ترقية الحياة علي ظهرها وفق منهج الله.[18]
            Sebenarnya pendidikan Islam itu sendiri ialah aturan yang timbul dari pandangan Islam terhadap alam, manusia dan kehidupan yaitu konsep, karakteristik, prinsip dan unsur-unsurnya yang saling melengkapi satu sama lain.  Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, yaitu pendidikan bagi akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Keselarasan antara wilayah-wilayah itu menjadi hal pokok untuk mewujudkan kepribadian utuh yang mampu menahan dari kepribadian yang terpecah (split personality). Karena itu, pendidikan agama Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat.[19] Berarti yang dimaksud dengan sistem pendidikan Islam adalah komponen-komponen yang dapat membentuk hakikat pendidikan Islam yang saling melengkapi sehingga dapat mencapai makna dan tujuan pendidikan Islam itu sendiri.


[1] Fuad Ihsan, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Gramedia, 1997) , hlm. 108

[2] Kata tarbiyah memiliki asal kata dari tiga makna antara lain : Pertama, berasal dari kata rabaa yarbuu bermakna bertambah zaada dan tumbuh namaa (surah Rum ayat 39 dan surah al-Baqoroh ayat 276), Kedua, berasal dari kata rabaaa yurbii yang bermakna berkembang nasya atau menjadi tara’ra’a. Ketiga, berasal dari kata rabba yarubu yang artinya memimbing, mengarahkan dan memelihara. Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), hlm. 79, Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) hlm. 70, Zakiyah Darajat, Berawal dari Keluarga; Revolusi Belajar cara al-Qur’an, (Jakarta: Hikmah, 2003), hlm. 72

[3] Dalam persfektif Islam, terdapat tiga term yang menunjukkan makna pendidikan yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Tarbiyah mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik sedangkan ta’lim berarti mengajarkan,  Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet ke-4, hlm. 1, Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1996), hlm. 73

[4] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-maarif, 1989), cet ke-5, hlm. 19

[5] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Cet ke-4 hlm. 4

[6] Ali Ahmad Madkur, Manhaj, hlm. 31
 التربية عملية متشعبة, ذات نظم و أساليب متنوعة

[7] John Dewey, Democracy And Education, (New York: The Free Press, 1966), hlm. 54

[8] Fatiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Islam Versi al-Ghazali, alih bahasa Fathurrahman dan Syamsudin, (Bandung: PT al-Ma’arif, 1986),  hlm. 26

[9]  John S.T: “Education should be thought of the process of man’s reciprocal adjustment to nature to his fellows and to the ultimate nature of the cosmos. Education is organized development and equipment of all the power a human being, moral, intellectual and physical by and for their individual and social uses”. John S. Brubacher, Modern Philosophies of Education, Fourth Edition, (New Delhi: Tata Mc. Graw-Hill Publishing Company LTD, 1981), hlm. 371

[10] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), cet. ke-2, hlm. 11

[11] Ahmad D. Marimba, Pengantar, hlm. 23.

[12] Pusat Kurikulum Depdiknas. Standar Kompentensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyyah. (Jakarta. Depdiknas, 2004), hlm 4

[13] Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), cet ke-2, hlm. 86

[14] Ahmad D. Marimba, Pengantar, hlm. 23.

[15] Abdurrahman Al-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah, dan di Masyarakat, Terjemahan Herry Noer Ali, (Bandung : CV. Diponegoro,1989), hlm. 83

[16] Fahr al-Razy, Tafsir Fahr al-Razy, Juz 21, (Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah,tt.), hlm. 191. Dan Sayyid Quthub, Tafsir Fi Dzilal al-Qur’an, (Beirut, Dar al-Ahyar, Juz 15, tt.,), hlm. 15

[17] Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hlm. 17-18

[18] Ali Ahmad Madkur, Manhaj, hlm. 81


[19] M. Yusup Al -Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hlm.157.

Artikel Terkait Kajian Pendidikan Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Postingan