Minggu, 18 April 2010

Kajian Surah Shad Ayat 17

...........dan ceritakanlah kepada kaummu kisah tentang hamba kami Daud yang mempunyai kekuatan dalam ketaatan dan memahami agama. (QS Shad ayat 17). Dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim dinyatakan bahwa Nabi SAW. pernah bersabda : “Shalat yang paling disukai Allah adalah shalatnya Nabi Daud, dan puasa yang paling disukai Allah adalah puasanya Nabi Daud, beliau tidur separuh malam dan bangun sepertiganya dan tidur lagi seperenamnya dan beliau berpuasa selama sehari dan berbuka sehari, Beliau tidak lari apabila bertemu musuh dan sesungguhnya beliau adalah orang yang suka kembali kepada Allah SWT”. (H.R. Bukhari dan Muslim). Dia selalu bangun pada sepertiga malam dan berpuasa setengah tahun
Selanjutnya setiap kali Nabi Daud ingat akan dosanya atau terlintas dalam hatinya untuk melakukan perbuatan yang jelek maka dan selalu beristighfar kepada Allah SWT., Nabi SAW. pun bersabda : “Sesungguhnya akupun benar-benar memohon ampun kepada Allah dalam sehari semalam seratus kali”. Sedangkan Al-Bukhari dalam kitab tarikhnya mentakhrij sebuah riwayat dari Abu Darda, dia berkata apabila Nabi SAW ingat akan Nabi Daud maka beliau selalu bersabda : “Nabi Daud adalah hamba yang paling banyak dan paling tekun dalam beribadah”.(Bukhari ; 137) Dan ditegaskan pula oleh Imam al-Dailamy dalam sebuah riwayat dari Ibnu Umar yang dikutip Ahmad Musthafa al-Maraghi bahwa ia berkata, Rasulullah bersabda, “Tidak sepatutnya bagi seseorang berkata : ‘Sesungguhnya aku lebih banyak beribadah daripada Daud. Allah SWT. Dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa Nabi Daud itu mempunyai kekuatan baik dari segi keilmuan ataupun dari segi peribadatan. Kemudian qotadah berkata bahwasanya Nabi Daud telah dianugrahi Allah SWT. kekuatan yang mendalam melakukan ibadah dan pengetahuan yang mendalam tentang tauhidullah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwasanya Rasulullah pernah bersabda : “shalat yang paling disukai Allah adalah shalatnya Nabi Daud dan puasa yang paling disukai Allah juga puasa Nabi Daud, Dia tidur separuh malam, beribadah sepertiganya dan tidur lagi separuhnya, sehari berpuasa sehari berbuka, dan tidak lari ketika menghadapi musuh juga dia sangat tekun beribadah”. (H.R. Bukhari dan Muslim). Hal ini telah ditegaskan pula oleh Qotadah bahwa Nabi Daud diberi kekuatan oleh Allah dalam melakukan ibadah dan dalam memperdalami ilmu agama karena diceritakan bahwa ia selalu melaksanakan ibadah pada sepertiga malam dan berpuasa separuh hidupnya. Berkaitan dengan hal ini Imam Bukhari telah meriwayatkan bahwa apabila Nabi Muhammad menyebut Nabi Daud maka beliau memberikan sifat bahwa ia adalah manusia yang paling banyak ibadahnya.
Dalam ayat ini dengan merujuk kepada ayat sebelumnya Allah SWT. menjelaskan pengingkaran dan tantangan kaum musyrikin kepada Rasulullah dan pengikutnya sehingga Allah memerintahkan agar bersabar dalam menghadapi segala cobaan, kemudian juga Allah menambahkan agar bersabar dalam menghadapi segala cobaan, kemudian juga Allah menambahkan agar Rasulullah mengingatkan kisah Nabi Daud agar menjadi teladan bagi kaumnya dalam menghadapi segala cobaan dan dalam beribadah sebab diceritakan bahwasanya Nabi Daud selalu menggunakan waktu seperiga malamnya untuk beribadah, satu hari dia berpuasa satu hari dia berbuka dan juga ia memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas tentang agama.
Berdasarkan atas hasil-hasil penafsiran di atas maka dapat ditarik secara jelas isi kandungan Surat Shaad 17 yang berkaitan dengan pendidikan. Ayat ini merupakan perintah kepada Rasulullah agar selalu bersabar dalam menghadapi cobaan dan mengambil contoh dari perjuangan Nabi sebelumnya yaitu Nabi Daud A.S. diantara kelebihan yang dimiliki Nabi Daud adalah: sabar, memiliki kekuatan jasmani dan rohani, ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam, selalu taat dalam beribadah.
Dalam Surat Shaad ayat 17 itu bisa disimpulkan beberapa kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dari kandungan ayat tadi bisa diambil aspek kesabaran, aspek kekuatan (kemampuan) dan aspek selalu bertaubat artinya semua yang dilakukannya dikembalikan kepada Allah. Dalam hal ini aspek kesabaran dan selalu bertaubat masuk pada macam kompetensi khuluqiyyah yang berkaitan dengan aspek akhlak dan ruhaniyyah, sedangkan aspek yang ditunjukkan dengan ayat dzalaidi (yang memiliki kekuatan) masuk pada aspek kompetensi jismiyyah yaitu kemampuan guru dalam hal psikomotorik.
Ketika Allah mencontohkan Nabi Daud dalam ayat tadi kepada Nabi Muhammad, dalam hal ini tentulah pada diri Nabi Daud banyak contoh yang harus diteladani. Nabi Daud adalah seorang raja yang memiliki kekuatan besar, kemudian dia dianugrahi oleh Allah dengan pengetahuan yang tinggi serta kesabaran yang hebat dan jasmani yang kuat yang kesemuanya itu dimiliki oleh Nabi Daud sehingga dalam hal ini Allah memberikan contoh dengan Nabi Daud sebab dia memiliki semua aspek yang dianugrahkan kepada manusia. Dia memiliki kompetensi ‘ilmiyyah (kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan) yang tinggi, kompetensi khulukiyyah yang hebat sebab dia dalam hal kesabaran dan lainnya yang berkaitan dengan aspek rohani dan akhlak sangat hebat dan kompetensi jimiyyah (hal yang berkaitan dengan fisik) yang sangat baik sebab dia dianugrahi oleh Allah kekuatan fisik yang sangat baik dalam hal ini Nabi Daud memiliki semua kompetensi yang ada. Sebagai seorang Nabi otomatis dia juga adalah seorang pendidik yang harus diteladani dalam setiap halnya.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat senada yang menjelaskan tentang kesabaran. Tetapi di sini yang dipaparkan hanya ayat yang secara gamblang memberikan sifat kesabaran kepada para Nabi dan Rasul. Ayat-ayat itu antara lain, “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (adzab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat adzab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik”. (Q.S. Al-Ahqaaf [46] : 35); “Dan jikakamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar”. (Q.S. Al-Nahl [16] : 126); “Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai dating pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah dating kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu.” (Q.S. Al-An’am [6] : 34); “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan” (Q.S. Al-Syura [42] : 43)
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 85); “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik”. (Q.S. Al-Muzammil [73] : 10); “Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang merea katakana dan bertasbilah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam (nya)”. (Q.S. Qaaf [50] : 39). Kemudian ada ayat yang menjelaskan tentang selalu bertaubat dalam ayat pertama di atas ditunjukkan dengan kata awwab, yaitu surat : “Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)” (Q.S. Shaad [38] : 30)

Artikel Terkait Kajian Pendidikan Islam

Komentar Postingan